Minggu, Maret 15, 2009

Kesaksian seorang Anak Desa

Bertahan Ditengah Tantangan Untuk Bersaksi
oleh Fasaoga


Saya punya kesakasian dalam menjalani studi saya, awalnya saya tidak pernah menduga bisa kuliah, karena dilihat dari kemampuan orangtua sangat kekurangan,bahkan untuk makan sajapun terancam. Dan begitu juga dengan masalah kemapuan saya secara individu, saya hanyalah orang kampung yanmg mencoba mnegadu nasib diKota Medan, bahkan ketika saya baru sampai diMedan dan mnedengar keadaan siswa-siswa diMedan cukup pintar-pintar, sementara saya tidak punya apa-apa,yah namanya juga dikampung tidak berwawasan luas. Dan hal ini benar terjadi dengan saya, ketika semester I, saya masuk nominasi siswa terbodoh disekolah saya yang masih jauh tertinggal prestasinya/teksas kata orang dibanding sekolah-sekolah lainnya. Akhirnyapun saya kecawa. Dan dalam keadaan demikialah saya, merasakan hadirat Tuhan, setelah beberapa lama,saya seolah diberikan harapan bahwa saya akan bisa menjadi nominasi terbaik disekolah kelak, sebab TUHAN itu kan pengasih, jika kita meminta kepadanya dan berusaha/mengembangkan karunia yang kecil yang telah diberikanNYA pada kita, pasti DIA akan memberkatinya sehingga kelak bisa menjadi besar. Setelah saya renug-renungkan, benar juga. Sampai pada suatu saat saya mencoba buka-buka Alkitab, dan disitu saya menemukan ayat yang mengatakan "Carilah dahulu kerajaan Allah maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. ; .............setialah pada perkara-perkara yang kecil...........". dan masih ada lagi ayat-ayat yang membuat saya, semakin yakin dengan harapan tadi, bahwa TUHAN bisa berbuat jauh lebih baik,lebih besar dari apa yang kita pikirkan. Dan sejak itu pun saya selalu berharap pada TUHAN, sebagaimana pesan orang tua saya ketika berangkat dari Nias.
Nah, apa yang menjadi buah dari keyakinan saya tadi, benar-benar Tuhan nyatakan pada diri saya. Meskipun agak lama,ya tapi saya merasakan berkaqt Tuhan itu tepatnya ketika saya kelas 3 SMU, saya benar masuk nominasi terbaik 2 kali berturut-turut disekolah saya.
Dan yang cukup membuat saya semakin kagum akan kuasa TUHAN, ketika saya telah tamat SMU. Saya awalnya tidak berencana untuk kuliah karena keadaan yang serba kekurangan. Tapi hal ini tidak serta merta demikian. Seperti hal dengan keadaan diawal tadi, saya kembali diberi harapan, keyakinan untuk kuliah. Saya pun mencoba untuk mendiskusikannya hal ini kepada abang saya yang selama ini membantu saya,dan dia menjawab,dia tidak lagi untuk itu. Tapi keyakinan itu semakin muncul,dan saya coba bercerita kepada teman-teman saya, namun apa yang mereka katakan tidaklah menjadi pendorong,justru melemahkan, mereka berakata pada saya, sudahlah cari kerja aja dulu, lagian mana mungkin kamu bisa ikut SPMB, untuk uang beli formulir saja tidak ada dan lagian kalaupun kamu bisa mendaftar apa mungkin kamu bisa lulus, ingat sainganmu sudah mengikitu kursus selama 1 tahun ini untuk persiapan SPMB, sementara kamu cuma mengandalkan belajar sendiri,apa kamu yakin?
Sepintas apa yang mereka katakan itu juga ada benaranya, karena memang saya tidak ada persiapan apapun untuk ikut SPMB, apalagi kuliah. Walaupun demikian, harapan dan keyakinan tadi tetap ada, dan pada akhirnya saya sharing dengan salah satu guru saya meminta pencerahan. Yah hasilnya apa yang dia sampaikan cukup baik. Dia menyatakan "kalau memang kamu yakin, silakan coba,Tuhan pasti tunjukkan jalan, jikalau hal itu adalah kehendakNYA". Seperti yang dikatakan guru saya, akhirnya saya pun dibukan jalan oleh TUHAN untuk membeli formulir, walaupun saya baru membelinya tepat pada wkatu-waktu terakhir penjualan formulir SPMB,tapi selalu bersyukur bahwa kasih TUHAN selalu indah pada waktunya. Menunggu saat-saat ujian semakin dekat,Kecaemasanpun muncul lagi, apa mungkin saya mampu bersaing dengan teman untuk lulus masuk PERGURUAN TINGGI NEGERI?
Sayapun hanya selalu ingat apa yang dikatakan oleh guru saya, jikalau memang kehendak TUHAN, pasti dibukanNYA jalan, dan saya pun berserah pada TUHAN, sembari belajar. Dan akhinya, memang benar TUHAN itu sangat baik,peduli,DIA lebih dulu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan kita, sebelum kita membutuhkannya,dan kebutuhan akan diberikannya ketika kita memintanya dan pada waktunya. TUHAN telah menganugerahkan pada saya sebuah kelulusan dalam SPMB untuk masuk perguruan tinggi negeri dengan segala jalan yang Dia bukakan diluar daripada perkiraan saya,teman-teman saya sampai saat saya menjalani perkuliahan hingga sekarang ini.
Kepada seluruh jemaat Geraja AMIN dimanapun berada, Yakinlah bahwa TUHAN kita itu baik, jauh setia kepada kita daripada kesetaiaan kita kepadaNYA. Tuhan bisa melakukan segala sesuatu bagi kit jika kita mau "taat, setia, memuliakan DIA dalam segala aspek kehidupan kita, serta berserah kepadaNYA dalam segala keadaan suka mapun duka". oleh Phasa Zebua

Masalah Kunjungan ke Nias

PETUGAS PELABUHAN MAIN MATA
Y. Zebua

Adalah sudah menjadi rahasia umum diIndonesia setiap kali ada kecelakaan transportasi, para pihak-pihak yang terkait selalu mencari alasan pembenaran diri. Salah satu contoh baru-baru ini telah terjadi musibah tenggelamnya kapal motor didaerah perairan Sulawesi yang telah menelan korban ratusan jiwa. Betapa tidak berharaganya jiwa seorang manusia dinegeri ini. Ketika masyarakat, media menanyakan kepada pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam musibah in,jawaban yang santer kita dengar adalah faktor alam/cuaca yang tidak bagus. Apakah iya dizaman modern yang serba canggih sekarang ini faktor cuaca tidak dapat mendekteksi hal tersebut atau jika memang tidak ada alat pendeteksinya, setidaknya bisa belajar dari pengalaman kecelakaan yang banyak menimpa transportasi kita belakangan ini? Ataukah hal itu diabaikan demi keuntungan dalam bisnis pelayaran? Sungguh ironis, bangsa yang memiliki maritim yang sangat luas ini, tidak mampu mengadakan peralatan canggih untuk mendeteksi keadaan alam. Sudah saatnya para pihak yang terkait memikirkan perbaikan transportasi kita yang sangat amburadul ini.
Namun masalahnya bukan hanya itu saja, faktor dari manusia itu sendiri juga perlu diberi perhatian lebih. Secanggih apapun teknologi yang digunakan, namun jika manusianya tidak memiliki etika baik, tidak akan ada artinya karena manusia itu yang menjadi faktor utamanya dalam pengelolaan alat-alat tersebut. Artinya jikapun peralatan canggih telah diadakan namun manusia sengaja melalaikan tugas dan tanggung jawabnya, maka usaha yang dilakukan akan menjadi sia-sia saja. Sebagai contoh , beberapa waktu yang lalu saya punya pengalaman saat berkunjung ke Pulau Nias bulan Desember 2008 lalau. Saya memulai perjalanan dengan naik angkutan (taxi) dari Medan menuju pelabuhan SIBOLGA. Sesampainya disana saya langsung ke Loket penjualan tiket kapal motor penumpang menuju Nias. Begitu loket dibuka langsung diserbu calon penumpang yang membeli tiket kapal. Begitu terkejutnya saya dalam sejenak petugas loket mengatakan tiket sudah habis. Menurut pengamatan saya, saat itu yang sudah dapat tiket masih sekitar puluhan orang, padahal daya tampung kapal tersebut sekitar 200 orang. Saya pun mencoba cari tahu, dan ternyata dari informan yang saya dapat, tiket cepat habis karena sudah ada orang dalam yang menjual tiket itu kepada para calo. Rasa penasaran saya pun semakin tinggi. Akhirnya saya mencoba mencari orang yang jual tiket diluar. Dan memang benar calo-calo itu meiliki 5-10 tiket, dengan nama yang asal dibuat dan harga satu tiket juga naik antara 200-300% dari harga yang sebenanya. Yang lebih mengherankan lagi, orang yang tidak punya tiket dapat naik kapal tanpa tiket dan jaminan, cukup bayar kepada petugas saja. Penasaran dengan hal itu, saya juga dalam keadaan terdesak, mencoba naik kapal dengan jalur tersebut, dan ternyata memang benar juga. Ketika dilakukan pengecekkan diatas kapal, saya aman-aman saja, tidak diperiksa. Setelah kapal berangkat, saya mencoba jalan-jalan diatas kapal, begitu kagetnya saya melihat penumpang yang harus duduk 5 orang diatas 1 kursi, ada yang duduk ditangga kapal bahkan ditempat pembuangan (maaf: pintu WC), ada juga yang duduk dipinggir-pinggir kapal tersebut yang sangat membahayakan jiwa mereka. Saya memperkirakan penumpang kapal tersebut leih dari tiga ratus orang, belum lagi truk beserta barang, mobil, sepeda motor. Selama perjalanan saya hanya berdoa dalam hati "semoga saja kami tidak terjadi apa-apa dengan keadaan kapal seperti ini".
Dan walaupun kami dapat sampai dipelabuhan Gunung Sitoli, namun hatiku begitu mencemaskan. Saya berharap ketika saya kembali dari Nias ( bulan Januari 2009) tidak mengalami hal ini lagi. Akan tetapi harapan itu tidak terwujud, hal yang serupa juga terjadi saat saya mencari tiket kapal menuju pelabuhan Sibolga. Bahkan keadaannya justru lebih buruk lagi. Waktu datang keloket untuk membeli tiket, petugasnya mengatakan tiket telah habis, jika bapak mau tiket, ada tapi harganya mahal (200% dari harga sebenarnya) dan tiketnya diambil diatas kapal nanti. Karena saya juga sudah lelah mencari dan tiket tergesa-gesa pulang, sayapun menyetujui tawaran itu dengan diantar oleh orang yang ditunujuk oleh petugas loket tersebut yang menurut saya orang kepercayaannya. Betapa menyedihkannya setelah saya dikapal saya tidak kunjung dikasih tiket dan juga tidak diperiksa tiket. Keadaan dikapal tidak jauh beda dengan keadaan saat saya berangkat, penumpang berdiri dan berdesak-desakkan seperti musibah pembagian zakat yang terjadi di Jawa Timur beberapa waktu lalu, ada yang duduk ditangga-tangga kapal, tidur dipinggir-pinggir kapal,dan dibagian-bagian kapal yang dapat digunakan untuk duduk, tidur tanpa memperhatikan itu tempat apa. Saya bersama seorang teman yang dijanjikan tiket sebelumnya mengmbil tempat didekat tempat kendaraan dengan beralaskan koran selama dalam perjalanan.
Begitulah gambaran transportasi laut kita sekarang ini, begitu memprihatinkan keadaannya. Saya dapat menyimpulkan kecelakaan bahwa musibah demi musibah yang menimpa transportasi kita beberapa tahun terkhir ini lebih disebabkan oleh kelalaian menjalankan tugas oleh pihak terkait dan petugas yang sengaja melalaikan peraturan demi mendapatkan keuntungan. Oleh karenanya peran serta masyarakat, media, LSM dan tindakan tegas pemerintah dalam menegakkan hukum sangat dibutuhkan.