Kamis, Maret 26, 2009

CARA ORANG KRISTEN MEMECAHKAN KONFLIK

Kata bijak mengatakan tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Kalimat ini ada benarnya tergantung bagaimana sikap kita terhadap permasalahan itu sendiri. Adalah lebih baik dalam mengahdapi segala sesuatu kita punya prinsip “berpikir dahulu baru bertindak bukan bertidak dahulu baru berpikir”. Yang dibutuhkan dalam memecahkan konflik adalah kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yang tepat atas persoalan itu. Beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam menghadapi persoalan.
1. Kita dapat mengabaikannya. Kita telah membiasakan diri kita untuk mengabaikan masalah, untuk tidak melihat kebanyakan persoalan kita. Seandainya kita tidak sanggup mengabaikan sesuatu, pasti kita semua akan masuk orang yang mengalami gangguan kejiwaan (maaf, barangkali kita semua berada dirumah sakit jiwa). Kita harus mampu melihat persoalan yang mana yang lebih perlu. Dan perlu diingat juga masalah-masalah kecil yang sering muncul kembali adalah gejala adanya masalah tersembunyi yang lebih besar sehingga diperlukan penyelidikan yang lebih mendalam atas persoalan itu.
2. Kita dapat menghindarinya. Menghadapi suatu prsoalan prlu adanya ketelitian dan pemahaman yang tepat akan masalah itu sehingga kebijakan yang kita ambil tidak menimbulkan masalah baru yang tadinya tidak ada menjadi ada bahkan mungkin lebih besar lagi.
3. Menjaga agar jangan timbul permasalahan. Adanya peluang terjadinya persoalan baru, dibutuhkan pengambilan keputusan yang tepat agar peluang terjadinya masalah tadi tidak terjadi. Ibarat menjauhkan barang/benda tajam dari jangkauan anak-anak dengan menyimpannya ditempat yang tidak dapat dijangkau anak-anak sehingga tidak terjadi resiko yang fatal bagi anak tersebut.
4. Memecahkan persoalan itu. Namun perlu diingat juga bahwa tidak semua masalah memiliki pemecahan yang sama, tergntung bentuk/sifat dari masalah itu sendiri. Misalnya apabila muncul suatu kesalahpahaman, maka yang dibutuhkan oleh pihak yang salah paham tersebut untuk memecahkan permasalahan adalah “pengertian”.
5. Belajar hidup dalam persoalan itu. Jika suatu masalah itu dianggap suatu hal yang perlu dihindari akan membuat kita tidak pernah menyelesaikan persoalan. Tidak semua konflik menghasilkan hal yang buruk, tapi dapat juga bermanfaat bagi kita yang biasa biasa dalam hidup. Ambil contoh persoalan yang dihasdapi Paulus ketika dia menjadi pengabar injil diberbagai tempat, dia rela untuk dipenjarakan. Tapi apa yang menjadi sikap Paulus sangatlah kontroversial secara logika kita manusia. Paulus menerima dan menyetujui kondisi itu karena keyakinannya terhadap Tuhan (bndg 2 Korintus,2:8-10)
6. Sikap orang Kristen terhadap masalah. Jika kita orang yang percaya bahwa firman Tuhan itu benar, persoalan yang kita hadapi bukanlah suatu hal yang ditakuti orang Kristen. Alkitab menunjukkan pada kata bagaimana menghadapi persoalan (konflik) seperti yang disaksikan oleh Paulus dalam (2Korintus 12:8-10) dan yang ditulis oleh hamba-hamba Tuhan lainnnya (bndg Yakobus 1:2-5).

Tidak ada komentar: